Jumat, 26 November 2010

bab 9 Personalia



BAB 9
PERSONALIA


PEMANFAATAN SUMBER TENAGA KERJA
DAN KOMPENSASI

§  Macam/Jenis Personalia

Sesuai dengan fungsinya, pada dasarnya, didalam perusahaan terdapat dua macam tenaga kerja yakni :
1.      Tenaga Eksekutif yang mempunyai dua tugas pokok ialah mengambil berbagai keputusan dan melakukan fungsi organik manajemen : merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinir, dan mengawasi
2.      Tenaga Operatif merupakan tenaga terampil, yang menguasai bidang pekerjaanya, sehingga setiap tugas yang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik.

§  Sumber Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang diinginkan oleh perusahaan dapat diperoleh daari berbagai sumber, berikut :
a.       Dari dalam perusahaan
b.      Teman-teman para karyawan
c.       Lembaga penempatan tenaga kerja
d.      Lembaga pendidikan
e.       Masyarakat umum

§  Seleksi Tenaga Kerja
a.       Penentuan jenis (kualitas) Tenaga Kerja
Yang meliputi penentuan persyaratan yang harus dipenuhi antara lain,
·         Batas minimum-maksimum usia
·         Pendidikan minimal yang dimiliki
·         Pengalaman kerja yang diperoleh
·         Bidang keahlian yang dimiliki
·         Keterampilan yang dimiliki
b.      Penentuan jenis tenaga kerja
·         Analisa beban kerja yang meliputi: peramalan penjualan, penyusun jadwal waktu kerja dan penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk membuat satu unit barang
·         Analisa tenaga kerja untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang sesungguhnya dapat tersedia pada satu periode tertentu.

§  Pengembangan Karyawan
Para karyawan baru maupunyang sudah bekerja, masih perlu pula dikembangkan lebih lanjut, disamping untuk lebih meningkatkan keterampilan kerja dengan harapan agar :
1.      Tingkat produktivitas bertambah
2.      Mengurangi tingkat kecelakaan
3.      Mengurangi besarnya serap (kerusakan hasil)
4.      Meningkatkan gairah kerja
Pada dasarnya terdapat 2 metode pengembangan karyawan yakni :
1.      Dilaksanakan di dalam dan oleh perusahaan sendiri (on the job trainimg)
2.      Dilaksanakan di luar perusahaan dan oleh lembaga lain (off the job training)

§  Kompensasi
Kompensasi adalah jasa ynag diberikan secara teratur dan dalam jumlah tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan atas konstribusi tenaganya yang telah diberikannya unutuk mencapai tujuan perusahaan.
Kompensasi ini dapat berupa upah dan gaji.
Dalam masalah pengupahan ini, terdapat 3 macam teori upah ekonomi, yakni :
1.      Teori pasar
2.      Teori standart hidup
3.      Teori kemampuan untuk membayar

§  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Upah
Besar kecilnya tingkat upah bagi buruh, dipengaruhi oleh beberapa faktor lain :
1.      Pasar tenaga kerja
2.      Tingkat upah yang berlaku di daerah yang bersangkutan
3.      Tingkat keahlian yang diperlukan
4.      Situasi laba perusahaan
5.      Peraturan pemerintah

§  Metode Pengupahan
Perusahaan dalam melakukan pengupahan kepaada buruh/karyawan dapat memakai beberapa metode :
1.      Upah langsung
Merupakan bentuk pembayaran upah yang paling sederhana.
2.      gaji
dasar pembayaran metode upah  iniadalah lama waktu mengerjakan suatu pekerjaan, atau dihitung menurut tingkat upah per jam.
3.      Upah satuan
Pada metode ini upah yang dibayarkan kepada karyawan menurut jumlah produk yang dihasilkan
4.      Komisi
Merupakan sejumlah uang yang dibayarkan (biasanya didasarkan atas presentase dan harga jual)
5.      Premi shift kerja
Merupakan upah yang diberikan kepada karyawan karena bekerja di luar jam kerja normal, upah semacam ini biasanya diberikan kepada para karyawan pabrik yang bekerja 24 jam sehari.
6.      Tunjangan tambahan
Untuk menarik agar supaya karyawan bersedia bekerja diperusahaan dalam waktu yang lama,seringkali memberikan tunjangan tambahan di luar upah yang biasa mereka terima.




§  Upah Insentif
Upah Insentif ini adalah untuk mendorong karyawan agar bekerja dengan lebih produktif.
Karakteristik pokok dari upah insentif yang baik adalah :
1.      Harus menunjukan penghargaan kepada karyawan atas produktivitas mereka.
2.      Harus dapatdipakai untuk mencapai tujuan produktif per karyawan secara layak
3.      Tambahan upah yang diperoleh karyawan harus paling sedikit diseimbangkan dengan biaya produksi terendah.
§  Macam-macam Bentuk Upah Insentif
1.      Full Participation Plan
Merupakan upah insentif bagi karyawan pabrik dimana kegiatan ekstra pada tugas mereka, dapat menghasilkan produksi tambahan.
2.      Group Insentif Plan
Diberikan kepada sekelompok karyawan, bilamana terbukti mereka dapat menunjukan hasil yang menguntungkan.

HUBUNGAN PERBURUHAN

§  Hubungan Perburuhan Pancasila
Karyawan adalah manusia, yang hak asasinya harus dilindungi. Oleh karena itu di indonesia diciptakan suatu bentuk hubungan antara karyawan dan manajemen, yang dikenal dengan Hubungan Perburuhan Pancasila.
  Bilamana terjadi adanya ketidak sepakatan antaraburuh dan manjemen buruh mempunyai senjata yang dapat di gunakan untuk menekan pembicaraan antara mereka yaitu:
1.      Boikot
2.      Pemogokan
3.      Penghasutan
4.      Memperlambat kerja

§  Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
Dengan adanya perjanjian bersama ini, buruh mempunyai kekuatan untuk dapat turut menentukan isi materi perjanjian tersebut. Isi perjanjian itu meliputi hak-hak dan kewajiban buruh maupun pengusaha.

Hak-hak Buruh
Materi-materi buruh, yang dapat di cantumkan ke dalam perjanjian bersama antara lain :
1.      Besarnya gaji atau upah minimal yang harus di terima buruh beserta kenaikannya
2.      Tunjangan-tunjangan yan g harus diterima
3.      Hak untuk mendapatkan santunan kecelakaan di tempat kerja
4.      Hak untuk mendapatkan promosi dengan sistem penilaian yang adil
5.      Hak untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan melalui program training yang diberikan perusahaan
6.      Mendapatkan pesangon bila ia dipecat atau keluar atas kemauan sendiri (apapun atasannya)
7.      Besarnya pesangon

Kewajiban buruh
1.      Datang bekerja tepat pada waktunya
2.      Menjaga ketertiban dan suasana kerja sosial
3.      Berusaha meningkatkan produktifitas
4.      Mengikutimperaturan yang ditetapkan
5.      Berusaha untuk selalu dapat melakukan penghematan untuk dapat menekan biaya produksi
6.      Menyunbangkan gagasan-gagasan yang bermanfaat
7.      Bekerja sesuai yang digambarkan dalam deskripsi jabatan.

Hak Pengussaha
1.      Hak untuk mengevaluasi kerja karyawan menurut tata cara yang disepakati
2.      Hak menentukan/memilih/seseorang yang dianggap baik untuk menjadi pimpinan
3.      Hak untuk menegur/mengarahkan, bila terdapat karyawan yang dipandang bertindak menyimpang sehingga merugukan perusahaan
4.      Hak memberi promosi dan devisi kepada karyawan
5.      Hak untuk memecat, sesuai dengan prosedur yang berlaku

Kewajiban Pengusaha
1.      Memberikan semua hak karyawan yang telah disepakati bersama: gaji, promosi, santunan..dll
2.      Memperlakukan karyawan secara adil
3.      Memberikan fasilitas-fasilitas kepada karyawan. Tempat ibadah, sekolah, rekreasi dll.

§  Macam-macam Perjanjian Kerja
1.      Closed shop agreement
Perjanjian semacam ini hanya berlaku bagi pekerja/ buruh, yang telah tergabung menjadi anggota serikat
2.      Union shop agreement
Persetujuan ini memberikan kebebasan kepada para anggota untuk menjadi atau tidak anggota serikat

§  Konflik dalam hubungan kerja
Penyelesaian konflik ini dapat dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut :
1.      Diselesaikan oleh mandor sebagai wakil perusahaan bersama dengan wakil buruh dalam bagian itu.
2.      Bilamana dengan cara penyelesaian pertama tersebut mengalami kemacetan, maka masalah tersebut diselesaikan ke tingkat yang lebih tinggi.
3.      Apabila masih terjadi kemacetan, masalah ini diselesaikan pada tingkat yang lebih tinggi lagi
4.      Apabila masih belum juga terselesaikan, masalah tersebut dibawa keperundingan antara wakil perusahaan dan wakil buruh dengan penengah.
5.      Apabila belum juga diselesaikan maka penyelesaaian tahap terakhir dilakukan oleh dewan arbitrasi..

§  Perantara Dalam Pemecahan Konflik
Pada dasrnya pemecahan konflik antara buruh dengan majikan dapat dilakukan dengan cara langsung.
Terdapat 3 macam cara pemecahan konflik dengan menggunakan perantara, yakni:
1.      Konsiliasi
2.      Mediasi
3.      Arbitrasi

§  Macam-macam arbitrasi
1.      Arbitrasi sukarela
Suatu cara pemecahan konflik yang macet, dengan secara sukarela kedua belah pihak membawa masalah tersebut kepada arbitrator
2.      Arbitrasi paksaan
Suatu keharusan yang berlaku, baik bagi pihak buruh maupun pengusaha
3.      Arbitrasi otomatis
Cara ini dilakukan apabila setiap kali terjadi masalah yang tidak terselesaikan maka langsung dibawa oleh arbitrator.

§  Lembaga-lembaga BIPARTITE dan TRIPARTITE
Lembaga bipartite mendasarkan diri pada pengertian bahwa setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan merupakan tanggung jawab kedua belah pihak yaitu, pihak buruh dan pengusaha dan harus diselesaikan oleh mereka sendiri.
Sedangkan lembaga tripartite mendasarkan pada pengertian bahwa setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan adalah merupakan tanggungjawab buruh, pengusaha dan masyarakat dalam hal ini diwakili oleh pemerintah.

§  Mencegah Konflik
Konflik antara buruh dengan pengusaha, tidak mungkin dihindaekan sama sekali. Sebab yang paling utama adalah karena pada dasarnya mereka mempunyai perbedaan kepentingan dan tujuan.
 Jika tidak mungkin menghindarkan sama sekali dari konflik tersebut maka cara yang dapat ditempuh adalah mencegahnya, melalui berbagai usaha yaitu :
1.      Melaksanakan lembaga ketuhanan (grievance)dengan baik
2.      Mengadakan survei gairah kerja (morale) secara rutin
3.      Menyelenggarakan lembaga bimbingan dan penyuluhan (guidance & counseling)
4.      Mengikut sertakan buruh dalam pengambilan keputusan

Minggu, 21 November 2010

proses pembuatan tempe


PROSES PEMBUATAN TEMPE


                                                         

                                                               
                                                                        


Disusun :

KELAS : 1EB19

ANGGOTA :


HARTI NINGRUM (23210166)
MOCH. ZUFRAENI(24210447)
RISNA ANGRUMNINGSIH (26210055)
TYAS MUSTIKA WATI (28210308)



UNIVERSITAS GUNADARMA
2010




KATA PENGANTAR

Alhamdulilah penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah proses pembuatan tempe. Makalah ini disusun berdasarkan  hasil studi industry yang telah kami lakukan langsung ke pabrik pembuatannya. Selain sebagai tugas, makalah yang kami buat ini bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang proses pembuatan tempe.
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu ,selesainya makalah ini bukan semata karena kemampuan penulis, banyak pihak yang mendukung dan membantu. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu.
 Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar kedepannya kami mampu lebih baik lagi.



Bekasi, November 2010



                      Penyusun

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..................................................................................             i
DAFTAR ISI.................................................................................................             ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.      Sejarah perusahaan……………………………………………..         1

BAB II PEMBAHASAN
2.1   Proses Pembuatan......................................................................            2
2.1.1. Bahan …………………………………………………..........         3
2.1.2. Alat……………………………………………………...           3
2.1.3. Diagram Alir Pembuatan Tempe………………………..           3
2.1.4. Proses Pembuatan Tempe……………………………….           4
           2.2   Analisis………….......................................................................           7
BAB III PENUTUP
3.1          Kesimpulan..............................................................................           8








BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Perusahaan
Pabrik tempe Bapak Uus ini didirikan pada tahun 1999 dengan modal pribadi. Bapak Uus merintis usaha ini bersama adik dan saudaranya. Awalnya pabrik ini hanya memproduksi dalam jumlah kecil, namun kemudian dari tahun ke tahun pabrik ini terus berkembang hingga sekarang mampu memproduksi dalam jumlah yang besar. Alat-alat yang digunakannya pun sudah semakin modern, seperti alat penggiling untuk memisahkan tempe, saat ini sudah menggunakan mesin tidak lagi menggunakan alat manual.
Pabrik ini beroperasi setiap hari. Hasil produksinya dipasarkan langsung ke pasar-pasar terdekat tanpa melalui perantara. Meski belum bisa memasarkan tempenya ke luar kota. Namun setiap harinya pabrik ini selalu mendapat pesanan dalam jumlah besar, sehingga pabri tempe ini terus berdiri sampai saat ini.
Pabrik tempe Bapak Uus yang sudah berdiri hampir 11 tahun ini beralamat di Jl. Tipar Selatan Raya, RT. 09 RW.05, Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilingcing, Jakarta Utara.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Proses Produksi

Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.
Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.
Pembuatan tempe secara tradisional biasanya menggunakan tepung tempe yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Sekarang pembuatan tempe ada juga yang menggunakan ragi tempe. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses pengolahan tempe agar diperoleh hasil yang baik ialah:
1) Kedelai harus dipilih yang baik (tidak busuk) dan tidak kotor;
2) Air harus jernih, tidak berbau dan tidak mengandung kuman penyakit;
3) Cara pengerjaannya harus bersih;
4) Bibit tempe (ragi tempe) harus dipilih yang masih aktif (bila diremas membentuk butiran halus atau tidak menggumpal).

2.1.1. Bahan
1.      Kedelai
2.      Ragi tempe
3.      Air secukupnya
2.1.2. Alat
1.      Tampah besar
2.      Ember/tong
3.      Keranjang
4.      Rak bambu
5.      Cetakan
6.      Pengaduk kayu
7.      Dandang
8.      Karung goni
9.      Tungku atau kompor
10.  Daun pisang atau plastik
2.1.3. Diagram Alir Pembuatan Tempe

2.1.4. Proses Pembuatan Tempe
1.      Proses Pembersihan
Pertama-tama pilihlah kedelai yang tidak busuk dan tidak kotor. Kemudian  kedelai dibersihkan menggunakan air bersih. Dalam hal ini air yang digunakan adalah air PAM. Kemudian kedelai yang sudah dibersihkan direndam didalam ember/tong selama satu malam supaya kulitnya mudah lepas;
Gambar 1 : Rendaman Kedelai Setelah Dibersihkan
2.      Proses pengupasan
Kedelai yang sudah direndam selama satu malam dikupas kulit arinya dengan cara diinjak-injak atau menggunakan mesin pengupas kedelai;
Gambar 2 : Mesin Pengupas Kedelai

3.      Proses Pengukusan
Setelah dikupas dan dicuci bersih, kedelai dikukus dalam dandang selama 1 jam. Kemudian angkat dan dinginkan dalam tampah besar;
Gambar 3 : Kedelai Yang Sedang Dikukus
4.      Proses peragian
Proses ini dilakukan setelah kedelai dingin. Ragi tempe dimasukkan kedalam rendaman kedelai kemudian diaduk hingga merata.
Gambar 4 : Campuran Kedelai Dengan Ragi
Masukkan campuran tersebut dalam cetakan yang dialasi plastik atau dibungkus dengan daun pisang. Daun atau plastik dilubangi agar jamur tempe mendapat udara dan dapat tumbuh dengan baik:

Gambar 5 : Tempe Yang Sedang Dicetak
5.      Proses penyimpanan
Tumpuk cetakan dan tutup dengan karung goni supaya menjadi hangat. Setelah 1 malam jamur mulai tumbuh dan keluar panas.
Setelah 1 malam ambil cetakan-cetakan tersebut dan letakkan diatas rak, berjajar satu lapis dan biarkan selama 1 malam. Kemudian keluarkan tempe dari cetakannya.
Catatan:
1.      Ruangan untuk membuat tempe harus bersih dan tidak harus terbuat dari tembok. Ruangan untuk pemeraman diberi jendela, agar udara dapat diatur dengan membuka atau menutup jendela tersebut. Di waktu musim hujan ruangan ini perlu diberi lampu agar suhu ruangan tidak terlalu dingin.
2.      Tempe mudah busuk setelah disimpan 2 ½ hari dalam keadaan terbungkus, oleh karena itu perlu diawetkan secara kering dengan cara sebagai berikut :
3.      Iris tempe dengan ketebalan ½ mm, keringkan dalam oven pada suhu 75oC selama 55 menit. Dengan cara pengawetan seperti ini produk tempe awetan yang dihasilkan tahan disimpan selama 3 sampai 5 minggu.
4.      Kandungan protein dan lemak tempe kedelai, masing-masing sebesar 22,5% dan 18%. Kebutuhan protein sebesar 55g/hari dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi tempe sebanyak 244,44 gram.
Setelah semua proses tersebut diatas selesai, maka tempe siap untuk didistribusikan.

2.2. Analisis
Berdasarkan study produksi yang telah kami lakukan, maka kami dapat menganalisis hal-hal yang dapat mempengaruhi kualitas tempe yang dihasilkan. Hasil analisis kami adalah  sebagai berikut :
1.      Menurut kami lingkungan pabrik kurang bersih karena berada dekat dengan kali yang kotor. Begitu juga dengan tempat pembuatannya. Hal ini memungkinkan kuman-kuman masuk kedalam tempe sehingga tempe menjadi kurang higienis.
2.      Para pekerjanya kurang memperhatikan kebersihan dalam pengolahan tempe. Seperti, tidak mengenakan pakaian dan tidak mengenakan sarung tangan pada saat proses pembuatan.
3.      Air yang di gunakan untuk mencuci kedelai sedikit keruh. Jika kotoran-kotoran yang terdapat di air tersebut menempel didalam kedelai, maka hasilnya tempe akan menjadi kurang baik.













BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
·         Tempe terbuat dari kacang kedelai. Pembuatan tempe secara tradisional biasanya menggunakan tepung tempe yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Sekarang pembuatan tempe ada juga yang menggunakan ragi tempe.
·         Cara Pembuatan
a.       Bersihkan kedelai kemudian rendam satu malam supaya kulitnya mudah lepas;
b.      Kupas kulit arinya dengan cara diinjak-injak. Bila ada, dapat menggunakan mesin pengupas kedelai;
c.       Setelah dikupas dan dicuci bersih, kukus dalam dandang selama 1 jam Kemudian angkat dan dinginkan dalam tampah besar;
d.      Setelah dingin, dicampur dengan ragi tempe secukupnya;
e.       Masukkan campuran tersebut dalam cetakan yang dialasi plastik atau dibungkus dengan daun pisang. Daun atau plastik dilubangi agar jamur tempe mendapat udara dan dapat tumbuh dengan baik;
f.       Tumpuk cetakan dan tutup dengan karung goni supaya menjadi hangat. Setelah 1 malam jamur mulai tumbuh dan keluar panas;
g.      Ambil cetakan-cetakan tersebut dan letakkan diatas rak, berjajar satu lapis dan biarkan selama 1 malam;
h.      Keluarkan tempe dari cetakannya.